Senin, 26 Maret 2012

larangan memakan harta anak yatim


“MEMAKAN HARTA ANAK YATIM”
Memakan harta anak yatim secara tidak sah adalah termasuk dosa besar. Sebab anak yatim adalah sosok manusia yang sangat membutuhkan bantuan baik dibidang pendidikan, kehidupan, sehari – hari  seperti sandang, papan dan lain – lain. Oleh karena itu mengambil harta anak yatim dengan cara aniaya termasuk dosa besar. 
Ketika seorang anak menjadi yatim, karena ditinggal mati oleh orangtuanya, Islam menganjurkan agar kaum muslimin, terutama kaum kerabatnya, dapat menjaga dan mengurus harta mereka yang diperolehnya melalui proses pewarisan. Pengurusan harta anak yatim ini terus berlangsung sampai usia anak ini menjadi dewasa sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

“Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah (dewasa). Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu memakan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanja¬kannya) sebelum mereka dewasa. Siapa saja (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim) dan siapa saja yang miskin, maka bolehlah ia memakan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu)”. (QS An-Nisa [4]: 6)
Tatkala seorang pengurus, terutama bagi mereka yang serba berkecukupan, tidak mampu menjaga dirinya dari memakan harta anak yatim, maka Allah SWT mengancam mereka dengan ancaman yang sangat besar sesuai dengan ayat berikut.
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS An-Nisa [4]: 10)”
Resiko Makan Harta Anak Yatim
Sesungguhnya memakan harta anak yatim adalah dosa besar yang membinasakan. Kalau ditinjau dari pendapat para ulama, tidak ada perbedaan antara makan yang sedikit atau banyak sekalipun satu biji yang dimakan.
 Allah SWT berfirman dalam Surat Ad Dhuha 9-10:
Ada pun terhadap anak yatim makan janganlah kamu berlaku sewenang-wenang dan terhadap orang yang meminta-minta makan janganlah kamu menghardiknya.
Dalam Surat Al Ma’un ayat 1-3:
Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
Allah SWT berfirman:
 Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim dengan zalim, pada hakikatnya mereka itu hanya memakan api dalam perutnya, kelak mereka akan masuk ke neraka sair.”
 (An Nisaa’ 10)Allah SWT berfirman:
 “Dan janganlah kamu sekalian mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat. (Al Israa’ 34)
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: Mengurus mereka secara patut adalah kepadamu tentang baik dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang berbuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. (Al Baqarah 220)

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Hindarilah tujuh perkara yang membinasakan. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah SAW apakah itu?” Rasulullah SAW bersabda: 1. Syirik, 2. Berbuat sihir, 3. Membunuh orang yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar (menurut ajaran agama), 4. Memakan riba, 5. Memakan harta anak yatim, 6. Berpaling di waktu peperangan (bukan untuk bersiasat akan tetapi lantaran takut kepada musuh), 7. menuduh zina kepada wanita mukmin yang sudah bersuami yang tidak terlintas di hatinya untuk menjalankan kejelekan.

Diriwayatkan oleh AL Hakim dan Al Baihaqi dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Empat orang, wajib bagi Allah tidak memasukan mereka ke surga dan tidak diberi karunia untuk merasakan nikmatnya di surga. Mereka adalah orang yang suka minum khamar, pemakan harta riba, pemakan harta anak yatim dengan jalan yang di tepat dan orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya.”Rasulullah SAW bersabda: Tiga orang yang berdoa kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, tidak dikabulkan: 1. seorang lelaki yang mempunyai istri yang berakhlak jahat, tetapi tidak mau menceraikannya, 2. Orang lelaki yang mempunyai harta kepada lelaki lain, tetapi tidak disaksikan kepada orang lain lagi, 3. Lelaki yang menyerahkan hartanya kepada orang yang bodoh. Allah berfirman: Dan janganlah kamu berikan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya (anak yatim piatu yang belum balig atau orang dewasa yang tidak bisa mengaturnya.” (Diriwayatkan oleh AL Hakim dari Abu Musa ra.)
Dalam tafsir Al Qurtubi ada hadis dari Abu Said Al Kudry ra sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Pada malam aku di-Israilkan oleh Allah, aku melihat kaum yang bibirnya laksana bibir unta. Dan sesungguhnya ada malaikat yang diserahi tugas menarik bibir mereka. Kemudian mulut mereka itu diisi dengan batu yang besar dan nanti akan keluar dari pantat mereka. Lalu aku (Muhammad) bertanya: “Wahai Jibril, siapakah itu?” Jibril menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan zalim.”   

Hukum Memakan Harta Anak Yatim
 Memakan harta anak yatim secara zalim adalah termasuk dalam dosa-dosa besar dan mendapat seksa yang amat pedih. Firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala yang tafsirnya : 
“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang telah baligh) itu akan harta mereka, dan janganlah kamu tukar gantikan yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu makan harta mereka (dengan menghimpunkannya) kepada harta kamu, kerana sesungguhnya (yang demikian) itu adalah dosa yang besar.”
(Surah An-Nisa’: 2)
 FirmanNya lagi yang tafsirnya :
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu hanyalah menelan api ke dalam perut mereka, dan mereka pula akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala.”
(Surah An-Nisa’: 10) 
Banyak disebutkan dalam hadis tentang ancaman dan peringatan terhadap orang-orang yang memakan harta anak yatim. Di antaranya, hadis daripada Abu Dzar yang maksudnya : 
“Bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya aku lihat kami ini orang yang lemah. Sesungguhnya aku sangat menyayangimu. Janganlah engkau  memberikan kepimpinan kepada dua orang sekaligus dan janganlah engkau membiarkan harta anak yatim dikuasai oleh orang yang tidak bertanggungjawab.”
(Hadis riwayat Muslim)
Sabda Baginda lagi daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu maksudnya :
“Daripada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam Baginda bersabda: “Hindarilah tujuh perkara yang merosakkan (dosa besar).”

Mereka berkata: “Apakah dia wahai Rasulullah?

Baginda bersabda: “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah (membunuhnya) melainkan dengan (jalan) yang hak (yang dibenarkan oleh syara‘), makan riba, makan harta anak yatim, melarikan diri ketika perang dan menuduh (berzina) wanita-wanita yang muhshanat (wanita yang menjauhkan perkara dosa) yang beriman lagi tidak terlintas memikirkan sebarang kejahatan.”
(Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Haram bagi penjaga memakan harta anak yatim walau sedikit pun melainkan yang dibenarkan oleh syara‘. Firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala yang tafsirnya: 
“Dan siapa (di antara penjaga harta anak yatim itu) yang kaya maka hendaklah ia menahan diri (dari memakannya); dan sesiapa yang miskin maka bolehlah ia memakannya dengan cara yang sepatutnya.”
(Surah An-Nisa’: 6) 
Penjaga yang miskin harus mengambil sedikit daripada harta anak yatim itu dengan kadar hajat sahaja dan janganlah pula melampaui batas. 
Walau bagaimanapun dalam kitab Ar-Raudah, jika penjaga yang miskin itu mampu setelah dia mengambil sedikit harta anak yaitm tersebut adalah tidak wajib baginya untuk mengganti semula harta anak yatim itu menurut pendapat yang azhar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar