Jumat, 05 Desember 2014

Diare pada balita



1.     PENGERTIAN DIARE PADA BALITA
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali, konsistensi fases encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur dan darah atau lendir saja

2.     PENYEBAB DIARE PADA BALITA
1.     Faktor infeksi
a.      Infeksi enteral
Merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak
b.     Infeksi parenteral
Merupakan infeksi diluar saluran pencernaan makanan.
2.     Malabsorbsi ( gangguan absorbsi)
Seperti gangguan absorbsi karbohidrat (pada bayi dan anak yang sering terjadi adalah intoleransi laktosa).
3.     Faktor Makanan
Seperti elergi makanan, makanan basi, dan makanan beracun

3.     GEJALA DIARE PADA BALITA
Gejala utama dari diare adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut melilit sering berbunyi.

4.     BAHAYA DIARE PADA BALITA
Menyebabkan terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh dan hilangnyakandungan mineral atau elektrolit yang juga berperan penting. Dengan kekurangan zat mineral atau elektrolit tersebut maka metabolisme tubuh secara keseluruhan akan terganggu. Akibatnya pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi terhambat.

5.     PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA
a.     Penyediaan Air Bersih
Sebagian besar kuman penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal-oral,  mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar
b.     Tempat Pembuangan Tinja
Tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sanitasi akan meningkatkan risiko terjadinya diare berdarah pada anak balita sebesar dua kali lipat dibandingkan keluarga yang mempunyai kebiasaan membuang tinjanya yang memenuhi syarat sanitasi
c.      Status Gizi
Pada ada anak dengan malnutrisi, kelenjar timusnya akan mengecil dan kekebalan sel-sel menjadi terbatas sekali sehingga kemampuan untuk mengadakan kekebalan nonspesifik terhadap kelompok ocialc berkurang
d.       Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, pada 6 bulan pertama kehidupan resiko terkena diare adalah 30 kali lebih besar. Pemberian susu formula merupakan cara lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula juga bisa menyebabkan risiko tinggi terkena diare.
e.     Kebiasaan Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare



f.      Imunisasi
Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare oleh karena itu beri anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan

6.     PENGOBATAN DIARE PADA BALITA
a.      Rehidrasi menggunakan Oralit
Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
b.     Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
 Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
c.      Teruskan pemberian ASI dan Makanan
d.     Nasihat pada ibu atau pengasuh
1.      Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2.      Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
a)     Diare lebih sering
b)     Muntah berulang
c)      Sangat haus
d)     Makan/minum sedikit
e)     Timbul demam
f)       Tinja berdarah
g)     Tidak membaik dalam 3

Kamis, 04 Desember 2014

SUB INVOLUSI UTERUS



PENGERTIAN            : Kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan sebelum hamil.
PENYEBAB               :
a.      Infeksi pada endometrium
b.     Terdapat sisa plasenta atau selaput plasenta pada uterus
c.      Terdapat bekuan darah
d.     Mioma uteri
GEJALA KLINIS
Subyektif        :
a.    Pasien mengeluh pengeluaran lochea yang tetap berwarna merah (rubra) dalam beberapa hari atau lebih dari 2 minggu post partum
b.   adanya leukore
c.    lochea berbau menyengat
d.   Pusing
e.    demam
Obyektif          :
a.      Fundus uteri tetap tinggi dari yang diperkirakan
b.     Konsistensi uterus lembek
c.      Pucat dan tekanan darah rendah
d.     Nadi lemah, gelisah, letih, ekstermitas dingin
e.      Bisa terjadi perdarahan post partum dalam jumlah yang banyak  >500 ml
PENANGANAN
a.      Pemberian antibiotik
b.     Pemberian uterotonika
c.      Pemberian tablet fe
d.     Pemberian transfusi